Total Tayangan Halaman

Selasa, 20 Desember 2011

KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI ERA KEJANYAAN PASAR MODERN


KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL DI ERA KEJANYAAN PASAR MODERN

 Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satu sisi, pasar modern dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap; di sisi lain, pasar tradisional masih berkutat dengan permasalahan klasik seputar pengelolaan yang kurang professional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar modern dan tradisional bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel. Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seluruhnya dapat ditemui di pasar modern, khususnya hipermarket. Semenjak kehadiran hipermarket di Jakarta, pasar tradisional di kota tersebut disinyalir merasakan penurunan pendapatan dan keuntungan yang drastic (Kompas 2006).
Meskipun demikian, argumen yang mengatakan bahwa kehadiran pasar modern merupakan penyebab utama tersingkirnya pasar tradisional tidak seluruhnya benar. Hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia masih bergelut dengan masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi,1 menjamurnya pedagang kaki lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional. Keadaan ini secara tidak langsung menguntungkan pasar modern.
Pedagang tradisional yang terkena imbas langsung dari keberadaan supermarket atau hipermarket adalah pedagang yang menjual produk yang sama dengan yang dijual di kedua tempat tersebut. Meskipun demikian, pedagang yang menjual makanan segar (daging, ayam, ikan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan lain-lain) masih bisa bersaing dengan supermarket dan hypermarket mengingat banyak pembeli masih memilih untuk pergi ke pasar tradisional untuk membeli produk tersebut. Keunggulan pasar modern atas pasar tradisional adalah bahwa mereka dapat menjual produk yang relatif sama dengan harga yang lebih murah, ditambah dengan kenyamanan berbelanja dan beragam pilihan cara pembayaran. Supermarket dan hipermarket juga menjalin kerja sama dengan pemasok besar dan biasanya untuk jangka waktu yang cukup lama. Hal ini yang menyebabkan mereka dapat melakukan efisiensi dengan memanfaatkan skala ekonomi yang besar. Supermarket melakukan beberapa strategi harga dan nonharga, untuk menarik pembeli. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, mereka melakukan berbagai strategi harga seperti strategi limit harga, strategi pemangsaan lewat pemangkasan harga (predatory pricing), dan diskriminasi harga antarwaktu (inter-temporal price discrimination). Misalnya memberikan diskon harga pada akhir minggu dan pada waktu tertentu. Sedangkan strategi nonharga antara lain dalam bentuk iklan, membuka gerai lebih lama, khususnya pada akhir minggu, bundling/tying (pembelian secara gabungan), dan parkir gratis. Beberapa kalangan memandang bahwa makin meluas pendirian pasar modern di Indonesia, makin baik bagi pertumbuhan ekonomi serta iklim persaingan usaha. Sementara itu, kalangan lain berpendapat bahwa di era globalisasi pasar tradisional telah menjadi korban dari kompetisi sengit antara sesama pasar modern, baik lokal maupun asing. Pasar tradisional kehilangan pelanggan akibat praktik usaha yang dilakukan oleh supermarket.
Kondisi Pasar Tradisional di Indonesia
Masalah infrastruktur yang hingga kini masih menjadi masalah serius di pasar tradisional adalah bangunan dua lantai yang kurang populer di kalangan pembeli, kebersihan dan tempat pembuangan sampah yang kurang terpelihara, kurangnya lahan parkir, dan buruknya sirkulasi udara. Belum lagi ditambah semakin menjamurnya PKL yang otomatis merugikan pedagang yang berjualan di dalam lingkungan pasar yang harus membayar penuh sewa dan retribusi. PKL menjual barang dagangan yang hampir sama dengan seluruh produk yang dijual di dalam pasar. Hanya daging segar saja yang tidak dijual oleh PKL. Dengan demikian, kebanyakan pembeli
tidak perlu masuk ke dalam pasar untuk berbelanja karena mereka bisa membeli dari PKL di luar pasar. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional di Jabodetabek yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Supermarket berdampak terhadap kinerja usaha pedagang di pasar tradisional. Para pedagang tradisional di dalam pasar mengeluhkan keberadaan pasar modern, khususnya hipermarket di sekitar mereka, yang memengaruhi keuntungan mereka.

Kesimpulan
Kehadiran supermarket tidak terbukti secara langsung member dampak terhadap kinerja usaha pedagang di pasar tradisional. Hasil estimasi variabel boneka untuk kelompok perlakuan dan jarak pasar tradisional ke supermarket tidak berdampak signifikan terhadap dua indikator utama kinerja usaha, yaitu keuntungan dan omzet. Sementara itu, untuk indikator jumlah pekerja, hasil estimasi menunjukan bahwa pedagang di lokasi perlakuan mempunyai jumlah pegawai yang lebih sedikit daripada pedagang di lokasi kontrol. Pedagang di lokasi perlakuan akan mengurangi jumlah pegawainya seiring dengan semakin dekatnya letak supermarket. Dengan kata lain, kondisi pasar persaingan sempurna yang dihadapi oleh para pedagang di pasar tradisional membuat mereka cenderung untuk mengurangi biaya operasional, termasuk biaya pegawai, untuk mempertahankan kelangsungan usaha.

REFERENSI
*Lembaga penelitian SMERU, April-Juni 2007.
*Jurnal pengkajian koperasi dan ukm nomor 1 tahun  2006 Penelitian dampak keberadaan pasar modern (supermarket dan hypermarket) Terhadap usaha ritel Koperasi/waserda dan pasar tradisional

3 komentar:

  1. Pembangunan Supermarket seharusnya memperhatikan dulu lokasi dan dampak kedepannya..
    Apabila supermarket dibangun di Lokasi dekat dengan pasar tradisional jelas akan sangat merugikan masyarakat khususnya para pedagang di pasar tradisional..

    BalasHapus
  2. hhe hu um setuju.. namun kondisi pasar tradisional juga harus diperhatikan agar keberadaan pasar tradisional tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat..
    dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar..
    dan yang paling terpenting tidak mengganggu akses jalan dengan memakan badan jalan untuk berjualan..

    BalasHapus
  3. Watch Live Video, HDP v1 | videodl.cc
    In the world of video gaming, it's not always a trivial task to have a set up the best software and graphics settings. download youtube videos You must

    BalasHapus