Total Tayangan Halaman

Rabu, 16 November 2011

TOLERANSI MASYARAKAT MULTIKULTURAL


PENTINGNYA TOLERANSI BAGI
BANGSA INDONESIA YANG MULTIKULTURAL

Budaya bangsa di Indonesia sangatlah beranekaragam, termasuk didalamnya system religi atau system kepercayaan yang hidup dan dihayati oleh masyarakat disetiap suku bangsa. Setiap suku bangsa sangatlah menghargai dan menjunjung tinggi kebudayaan dari masing-masing suku. Perlu di sadari dan dipahami, bahwa kontribusi kepercayaan masyarakat bagi bangsa Indonesia jelas tidak sedikit namun banyak menyokong kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia sehingga bisa dipandang oleh Negara lain sebagai Negara yang mutikultural.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Setiap masyarakat akan menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.[1]
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau dimana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.[2] Sebagai contoh kebudayaan yang terbentuk didalam masyarakat Riau dan masyarakat Jawa sangat berbeda baik dari system kekerabatan, bahasa, perkawinan dan lain-lain.
 Setiap orang ditekankan untuk saling menghargai dan menghormati setiap kebudayaan yang ada di masyarakat. Apapun bentuk suatu kebudayaan harus dapat diterima oleh setiap orang tanpa membeda-bedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.
Pada perkembangan dewasa ini, bangsa Indonesia sedang mengalami krisis multidimensi. Ini disebabkan dimensi modernisasi yang kita alami sekarang lebih bersifat material, tidak disertai dengan semangat kebudayaan sehingga manusia Indonesia khususnya melngalami keterasingan terhadap kebudayaan sendiri. Timbulnya berbagai macam konflik mencerminkan kondisi factual melemahnya ketahanan budaya yang dianut masyarakat Indonesia.
Multikultural di Indonesia seharusnya janganlah dijadikan celah sebagai alasan untuk terciptanya perpecahan atau pemisahan diri namun dijadikan menjadi kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut memang gampang susah karena sesungguhnya hanya lah dibutuhkan TOLERANSI dari massing-masing masyarakat dan setiap suku bangsa dapat menghanyatii makna akan Bhineka tunggal ika.
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif[3]
Toleransi berasal dari bahasa latin; tolerare yang berrarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhdap orang-orang yang memiliki pendapat yang berbeda. Sikap toleran tidak berarti membenarkan pandangan yang dibiarkan itu, tetapi mengakui kebebasan serta hak asasi para penganuttnya.   Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S. Poerwodarminto pengertian sikap (toleransi) adalah perbuatan yang didasari oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada dalam masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta benar-benar berdasarkan kenyakinan atau kepercayaannya masing-massing.
Ada tiga macam sikap toleransi, yaitu:
a.       Negatif: Isi ajaran dan pengganutnya tidak dihargai. Isi ajaran dan penganutnya hanya dibiarkan saja karena dalam keadaan yang terpaksa.
Contoh: PKI atau orng-orang yang beraliran komunis di Indonesia pada zaman Indonesia masih baru merdeka.
b.      Positif: Isi ajaran ditolak, tetapi penganutnya diteriima serta dihargai.
Contoh: orang yang beragama Islam wajib hukumnya menolak ajaran agama lain didasari oleh keyakinaan pada ajaran agamanya, tetapi penganutnya atau manusianya harus kita hargai.
c.       Ekumenis: isi ajaran serta penganutnya dihargai, karena dalam ajaran mereka itu terdapat unsure-unsur kebenaran yang berguna untuk memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri.
Contoh: perbedaan aliran dalam satu agama.[4]

Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anakanak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya.
Toleransi perlu diterapkan dalam kehidupan karena toleransi dapat mempersempit celah terjadinya suatu konflik yang dapat mengakibtkan suatu perpecahan khususnya bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia itu sendiri adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman suku bangsa, budaya, agama, bahasa dan lain-lain. Keanekaragaman tersebut sangatlah menonjol sehingga sangatlah rentan terjadi suatu konflik di dalam kehidupan masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu perbedaan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya suatu konflik namun jika disikapi dengan baik perbedaan malah bisa menjadi patok demokrasi dan kekayaan dari suatu Negara. Semakin banyak perbedaan yang berada di suatu Negara baik budaya, pandangan, suku bangsa, bahasa dan lain-lain, maka semakin kaya Negara tersebut. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki banyak keanekaragam baik dari jaman dahulu maupun sekarang.
Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bidang kebudayaan maupun agama sangatlah penting untuk diterapkan pada kehidupan pada masyarakat Indonesia. Semakin tinggi toleransi yang diterapkan  dalam kehidupan masyarakat semakin tinggi pula perdamaian yang akan diperolehnya. Bangsa Indonesia pernah di goncang oleh perpecahan yang berrawal dari kemajemukan masyarakat. Di dalam kemajemukan itu ada kelompok-kelompok tertentu yang maumemisahkkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konflik-konflik tersebut terjadi karena satu factor perbedaan, misalnya factor budaya atau agama. Namun tidak jarang pepercahan itu disebabkan oleh beberrapa factor secara bersama, misalnya kerusuhan ras yang ditunjang oleh perbedaan kondisi ekonomi,agama, dan budaya. Coba kita renungkan mengapa terjadi peristiwa perkelahian, tawuran bahkan permusuhan anttar etnis di negeri kita. Contoh peristiwa pemberontakan GAM di Aceh, peristiwa di Sampit, Sambas, Ambon dan lain-lain dan seanddainya kita mengenang peristiwa tersebut sangatlah memilukan hati dan perasaan. Apapun alasannya yang pasti akan menghacurkan masa depan anak-anak bangsa, martabat serta harga diri bangsa.
Namun akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kasus-kasus kerusuhan yang kebanyakan didasarkan atas sentiment agama. Kasus-kasus kerusuhan tersebut dapat merusak nama bangsa Indonesia di dunia internasional.
Kekerasan yang baru-baru ini terjadi antara lain dialami oleh jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten da penyerangan terhadap gereja di Temanggung, Jawa tengah. Kejadian itu sangatlah miris ddan seharusnya tidak perlu terjadi penyerangan yang seperti itu, apakah tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan masalah itu. Bukannya masih bisa di musyawarahkan terlebih dahulu.
Kekerasan yang terjadi baru-baru ini terhadap kelompok minoritas tersebut, serta peraturan-peraturan daerah yang baru ditetapkan yang membatasi kebebasan beragama saat ini, dianggap dapat merusak reputasi internasional Indonesia sebagai negara demokrasi dengan tradisi toleransi dan komitmen perlindungan kebebasan bagi semua warga negaranya.[5]
Selain mengakibatkan rusaknya nama di Indonesia konflik-konflik yang terjadi karena kurang mengertinya akan pentingnyarasa toleransi tersebut dapat pula mengakibatkan kerugian-kerugian lain yang dapat merugikan kehidupan masyarakat secara khususnya. Misalnya, dalam bidang pariwisata yang mana Indonesia sangat mengandalkan bidang ini untuk pendapatan Negara ataupun devisa Negara. Jika terjadi kerusuhan-kerusuhan seperti contoh diatas, tidak dapat dipungkiri akan membawa dammpak yang cukup besar bagi sector pariwisata ini karena para wisatawan akan menganggap bahwa Indonesia tidak aman untuk dikunjungi walaupun sebenarnya Indonesia itu menyimpan suatu keindahan alam yang sangat menakjubkan, semua hal tersebut akan menjadi rusak karena suatu kasus sepele yaitu dikarenakan tidak adanya rasa toleransi pada kehidupan masyarakat Indonesia.
Kita tidak ingin bangsa Indonesia terpecah-peccah ssaling bermusuhan satu sama lain karena masalah agama maupun perbedaan budaya. Kita ingin hidup tertib, aman, dan damai, saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain. Untuk itu kita harus menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang serasi, selaras dan seimbang sebagai masyarakat maupun warga Negara.
KONFLIK dalam masyarakat disebabkan oleh banyak hal dan salah satu sebabnya adalah rendahnya toleransi antarindividu dan antarkelompok. Ketika seseorang atau suatu kelompok lebih mementingkan egonya dan tidak Ixrsedia memahami perasaan dan kepentingan pihak lain, terjadilah konflik. Bagaimanapun konflik adalah bunga kehidupan. Tanpa konflik hidup menjadi hambar dan tidak berwarna. Masalahnya adalah bagaimana agar konflik itu tidak merusak tatanan sosial suatu masyarakat atau suatu bangsa. Boleh berkonflik tapi berhentilah apabila konflik itu mulai mengancam integrasi sosial atau bangsa. Ini membutuhkan kemampuan untuk menahan diri. Dan kemampuan menahan diri itu mencerminkan rendah tingginya peradaban. Makin tinggi peradaban suatu masyarakat atau bangsa, makin mampu mereka menahan diri dan sebaliknya. Dilihat dari segi kemampuan menahan diri ini dengan bangga kita bisa menyalakan diri sebagai bangsa yang berperadaban cukup tinggi karena selama ini kita selalu berhasil keluar dari kemelut konflik, baik konflik politik maupun konflik sosial. Memang dalam setiap konflik itu selalu ada korban jiwa atau harta namun keutuhan bangsa kita, . alhamdulillah tetap terjaga. Pengalaman berkonflik biasanya akan memberikan hikmah bagaimana caranya untuk menahan diri.
Kemampuan menahan diri bisa dibantu dengan sikap toleran tadi. Makin terbuka sikap individu terhadap pendapat yang berbeda, makin tinggi toleransi. Itulah sebabnya, perbedaan pendapat jangan diredam atau dilarang secara berlebihan. Biarkan saja masyarakat saling mengungkapkan aspirasinya secara bebas. Yang penting mereka diberitahu, melalui aturan hukum dan nilai-nilai sosial-politik yang diajarkan, sampai dimana batas kebebasan menyatakan pendapat itu. Yang melanggar batas itu harus diberi sanksi yang tegas dan jelas agar masyarakat mengetahui bahwa perbuatan itu dilarang. Dengan demikian kita bisa mengajarkan sikap toleran dan sikap menahan diri itu. Kila sendiri punya banyak contoh mengenai keberhasilan bangsa kita menahan diri dan menunjukkan toleransi yang tinggi demi keutuhan bangsa. Kita memiliki masyarakat yang mampu saling menghargai agama, kepercayaan, dan adat istiadat masing-masing dan hidup harmonis tanpa saling mengganggu. Hal ini harus dijaga terus sebab kelangsungan hidup Indonesia sangat bergantung pada ada tidaknya toleransi tersebut.
SOLUSI
Sebagai Negara yang besar, dengan keanekaragaman ras, ernik, agama dan kebudayaan. Indonesia memiliki potensi konflik yang besar. Oleh karena itu masyarakat harus mengembangkan sikap yang saling memahami dan saling menghargai antar individu maupun kelompok yang beranekaragam tersebut. Langkah terbaik di antaranya adalah mengedepankan komunikasi yang intensif dan dialogis di antara individu dan kelompok-kelompok tersebut. Sikap menghargai perbedaan dan menerima kenyataan bahwa setiap manusia adalah unik dengan keinginan, persepsi, dan demokratis dalam masyarakat yang beranekaragam. Berikut ini adalah solusi agar sikap toleransi senantiasa dapat terbentuk, yaitu:
1.      Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma social yang berbeda dari anggota-anggota masyarakat yang kita temui, tidak mementingkan kelompok, ras, etnik, atau kelompok agamanya sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya.
2.      Meninggalkan sikap primodialisme, terutama sikap yang menjurus pada sikap etnosentrisme dan sikap yang berlebih-lebihan.
3.      Menegakkan peraturan perundang-undangan kepada semua warga  Negara tanpa memandang kedudukan social, ras, etnik, dan agama yang mereka anut.
4.      Mengembangkan rasa nasionalisme teruttamaa melalui penghayatan wawasan berbangsa dan bernegara..
5.      Menyelesaikan semua konflik dengan cara akomodatif melalui mediasi, kompromi dan adjudikasi.
6.      Mengembangkan kesadaran social dan menyadari peranan bagi setiap individu terutamma para pemegang kekuasaan dan penyelenggaraan Negara secara secara formal.
Di era reformasi menuju Indonesia baru mari kita berupaya semain meningkatkan kualitas hidup. Salah satunya adalah bagaimana seharusnya kita bina ataau menjalin hubungan toleransi dengan benar. Kita perlu dan wajib membina dan menjalin kehidupan dengan sikap toleransi. Kita sebagai manusia yang secara kodrat tiddak bisa hidup sendiri. Hal ini berarti seseorang tidak bisa hidup tanpa bantan dari orang lain atau dengan kata lain tidak bisa hidup sendirian, tetapi kita sebagai manusia tidak pernah lepas dari berteman, bertetangga. Sikap dan perilaaku toleransi dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, lingungan masyarakat, bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.



[2] Dra. Siti Maria, dkk, kepercayaan komunitas adat suku dawan, hal. 1.
[4] http://scibd.com
[5] http://okezone.com, Sabtu, 05 Maret 2011 08:09 wib

2 komentar:

  1. Banyak orang mengartikan bahwa toleransi berati saling mengharagai/ menghormati antar pemeluk suatu agama/kepercayaan. Padahal secara luas (makro) toleransi bukan hanya pada agama/kepercayaan tetapi pada hal-hal yang lebih luas, termasuk budaya dan adat istiadat. Bagaimana seharusnya dipraktekkan dalam kehidupan? Caranya; adalah saling mendiamkan/tidak mengganggu terhadap suatu kegiatan apapun yang dilakukan oleh kelompok tertentu masyarakat dalam suatu lingkungan, selama hal tersebut tidak mengganggu ketertiban di lingkungan tersebut. Dengan mendiamkan suatu kegiatan berlangsung, maka oleh pihak yang sedang melakukan kegiatan akan dianggap bahwa rasa tolerasinya tinggi. Sebaliknya bagi pelaku kegiatan juga harus menjaga keadaan (situai dan kondisi) dari lingkungan tersebut dengan cara membatasi; waktu kegiatan (misal paling malam sampai jam 21.30, tidak harus menggumakan pengeras suara yang membuat bising lingkungan) dsb. hal-hal positip lainnya.

    BalasHapus